menunggu hujan
kapankah waktu yang tepat itu?
lampu demi lampu jalanan menyala menyambut senja
redupnya menggantikan cahaya surya
aku berhenti sejenak dan membaca pesan lawasnya
di pinggir jalan raya
kapankah waktu yang tepat itu?
kotak-kotak kardus tersusun rapi
isi kepalaku lain dengan langkahku yang terpaksa menepi
reruntuhan di kota mati
mungkinkah kuhidupkan kembali
kapankah waktu yang tepat itu?
pergantian hari menyayat hatiku
tersapu pedang yang digenggam oleh sang waktu
langkahku terhenti oleh lesung pipimu
yang bersanding mengiringi frasa "aku menunggu"
kapankah waktu yang tepat itu?
setapak yang mengular menuju oase
pelik menyerbu dada, resah atas kenyataan yang sedang berkamuflase
percayalah, ini bukan cerita klise
karena aku pernah ingin meleleh bersama bubuk jahe di kedai ronde
kubenamkan diri, sudah lama kupunahkan egoisme
kapankan waktu yang tepat itu?
semesta menunjukkan kedua sisi, mikro dan makro
lajurnya tidak goyah walaupun telah dirusak oleh ratusan torpedo dan tornado
ada rumah yang tidak pernah kuno
tamannya akan merekah, lampunya akan menyala, hanya dengan seucap "halo"
.pp.
puisi nya a-i-u-e-o
haha
kamu hidup. selalu hidup. mungkin nanti, nanti jauh, yang jauh.. mati. tetapi, Tuhan akan hidupkan lagi. jadi, kamu hidup. selalu. hidup.
Comments
Post a Comment